Menjadi negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia dihadapkan dengan tantangan besar dalam mengelola residu atau limbah yang dihasilkan setiap harinya. Residu atau limbah tersebut dapat berasal dari berbagai aktivitas manusia, mulai dari industri, rumah tangga, hingga pertanian.
Salah satu cara yang sering digunakan untuk mengelola residu adalah dengan menggunakan drop box, yaitu tempat pengumpulan sementara sebelum diolah lebih lanjut oleh pihak yang berwenang. Namun, drop box juga dapat menjadi tantangan bagi pemangku ekonomi berkelanjutan, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh pemangku ekonomi berkelanjutan adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang residu dengan benar. Banyak orang yang masih memilih untuk membuang sampah sembarangan, tanpa mempertimbangkan dampak negatif yang ditimbulkan. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Selain itu, drop box yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang penyakit dan hama. Residu yang tidak diolah dengan benar dapat menjadi tempat berkembangbiaknya bakteri dan virus berbahaya, yang dapat menyebar dengan cepat dan mengancam kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, penting bagi pemangku ekonomi berkelanjutan untuk bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola residu dengan baik. Langkah-langkah preventif seperti edukasi masyarakat tentang pentingnya membuang sampah dengan benar, pengelolaan drop box yang teratur dan terawat, serta pengolahan residu menjadi energi alternatif dapat membantu mengurangi dampak negatif residu terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Dengan upaya bersama dari semua pihak, diharapkan Indonesia dapat mengelola residu dengan lebih baik dan menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang. Semoga kesadaran akan pentingnya mengelola residu dengan baik dapat meningkat di seluruh lapisan masyarakat, sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang lebih baik dalam hal pengelolaan limbah.